THE BEST TRADING FOREX COMMUNITY

Rabu, 29 Februari 2012

Beberapa Macam Metode Pivot Point

Untuk sementara ini ada baiknya anda tetap menggunakan metode standard mengenai cara menghitung pivot point, karena masih terdapat cara lain untuk menghitung titik pivot. Dalam pembahasan kali ini, saya akan berbicara mengenai metode pivot point yang lainnya. Untuk lebih jelasnya silahkan anda simak dibawah ini.

Woodie Pivot Point
R2 = PP + Tinggi – rendah
R1 = (2 X PP) – Rendah
PP = (H + L + 2C) / 4
S1 = (2 X PP) – Tinggi
S2 = PP – Tinggi + Rendah
C – Harga Penutupan, H – Tinggi, L – Rendah

Pada rumus diatas, anda bisa melihat, bahwa perhitungan pivot point sangatlah berbeda dari metode pivot point yang standar. Selain itu, dalam rangka menghitung support dan resistance, anda akan menggunakan perbedaan antara tinggi dan rendah pada hari sebelumnya, atau biasa dikenal sebagai kisaran.

Berikut ini ialah contoh gambar dari perhitungan pivot point Woodie yang diterapkan pada EUR/USD. Woodie PP, Support level, dan Resistance level untuk garis, sedangkan garis putus-putus mewakili perhitungan metode standar.

Karena mereka memiliki formula yang berbeda, tingkatan yang diperoleh melalui perhitungan Woodie sangat berbeda dengan yang diperoleh melalui metode standar. Beberapa dari para trader lebih suka memilih untuk menggunakan formula Woodie, karena pada pola ini mereka akan menitik beratkan kepada harga penutupan diperiode sebelumnya.

Dalam hal apapun, karena resistance berubah menjadi support begitu juga dengan sebaliknya, jika anda memilih untuk menggunakan rumus Woodie, anda harus mengawasi tingkat ini, karena mereka bisa menjadi daerah yang menarik.

Camarilla Pivot Point
R4 = C + ((HL) x 1,5000)
R3 = C + ((HL) x 1,2500)
R2 = C + ((HL) x 1,1666)
R1 = C + ((HL) x 1,0833)
PP = (H + L + C) / 3
S1 = C – ((HL) x 1,0833)
S2 = C – ((HL) x 1,1666)
S3 = C – ((HL) x 1,2500)
S4 = C – ((HL) x 1,5000)
C – Harga Penutupan, H – Tinggi, L – Rendah

Pada rumus Camarilla mirip dengan rumus Woodie. Karena mereka juga menggunakan harga penutupan pada hari sebelumnya dan berada dikisaran untuk menghitung tingkat support dan resistance. Satu-satunya perbedaan adalah dimana anda harus menghitung 8 level utama (4 support dan 4 resistance).

Konsep utama dari pivot points Camarilla ialah didasarkan pada gagasan bahwa harga memiliki kecenderungan yang alami dimana akan kembali ke mean (terdengar akrab), atau dalam hal ini, penutupan pada hari sebelumnya.

Idenya ialah bahwa anda harus membeli ataupun menjual disaat harga mencapai support atau resistance ke-3. Namun, jika harga menembus S4 atau R4, itu berarti bahwa tren intraday sangat kuat, dan sudah waktunya anda untuk masuk pasar dan mengambil lagnkah untuk mencari pips.

Lihatlah bagaimana perhitungan Camarilla memberikan tingkat yang berbeda (garis solid), dibandingkan dengan tingkat metode standar itu (garis titik-titik).

 Seperti yang dapat anda lihat dari grafik pada gambar diatas, penekanan lebih diberikan kepada harga penutupan sebagai lawan titik pivot. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa tingkat resistensi dapat berada dibawah pivot point atau tingkat support bisa berada diatasnya. Kemudian coba anda lihat bagaimana semua titik level support dan resistance berada diatas pivot point Camarilla.

Fibonacci Pivot Point
R3 = PP + ((High – Low) x 1.000)
R2 = PP + ((High – Low) x 0,618)
R1 = PP + ((High – Low) x 0,382)
PP = (H + L + C) / 3
S1 = PP – ((High – Low) x 0,382)
S2 = PP – ((High – Low) x 0,618)
S3 = PP – ((High – Low) x 1.000)
C – Harga Penutupan, H – High, L – Low

Pada tingkat Fibonacci pivot point ditentukan dengan terlebih dahulu menghitung pivot point seperti metode standar. Selanjutnya, kalikan rentang hari pada sebelumnya dengan tingkat yang sesuai fibonacci. Kebanyakan para trader menggunakan 38,2%, 61,8% dan retracements 100% dalam perhitungan mereka.

Dimana pada akhirnya, menambah atau mengurangi angka-angka sampai pada ketitik pivot dan voila, anda juga memiliki tingkat Fibonacci pivot point.

Untuk lebih jelasnya, silahkan anda lihat tabel dibawah untuk melihat bagaimana tingkat dihitung melalui metode Fibonacci (garis solid), berbeda dari yang dihitung melalui metode standar (garis titik-titik).
 Logika dibalik ini ialah bahwa banyak para trader menggunakan rasio Fibonacci. Dimana orang menggunakannya untuk tingkat retracement, moving average, dll. Lalu mengapa tidak menggunakannya untuk titik-titik pivot juga?

Metode mana yang terbaik
Sebenarnya, sama seperti semua metode indikator lainnya yang telah anda pelajari sejauh ini, tidak ada metode yang terbaik. Dimana semuanya itu tergantung pada bagaimana anda menggabungkan pengetahuan anda tentang pivot point dengan semua indikator lain dalam chart trading anda.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More